Lain lagi cerita Ibu Enung Dan Ust. Nasir. Mereka biasa menggunakan dua bahasa di rumah. Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia. Sementara keluarga besar mereka menggunakan bahasa Sunda. Kini Fahd yang berumur 12 tagun sudah lancar dengan 3 bahasa, dengan ayahnya menggunakan bahasa Arab di sekolah Bahasa Indonesia dan di rumah Bahasa Sunda.
Saat ini muncul kecenderungan orangtua mengajarkan bahasa Asing pada anak sejak usia dini. hal ini juga di dukung dengan beragam kursus bahasa asing untuk anak yang semakin hari semakin banyak saja, ada yang sederhana tanpa promosi ada juga yang Online alias Promosi baik di media cetak, Televisi bahkan sekarang bisa promosi di website baik itu di website pribadi, blog atau website sosialbaik itu di facebook, twiter, myspace, atau yang lainnya.
dan fasilitasnyapun sangat beragam ada yang menawarkan metode yang menarik dengan berbagai permainan, ada pula yang menawarkan native spiker langsung dari negeri asal.
Agaknya tren Globalisasi ikut "memaksa" orangtua membekali anak dengan bermacam-macam bahsa diluar bahasa ibu. tetapi, kapan sebenarnya saat yang tepat mengajarkan bahasa asing pada anak?
Mari Kita bahas satu persatu ok....
Disini Ada pro dan kontra tentang masalah tadi anak harus belajar dan menguasai bahasa ibu terlebih dahulu sampai artikulasi (pengucapan) dan semantik (pemahaman akan makna kata)-nya baik.
Sesudh anak menguasai bahasa ibu dengan baik, tambahan bhasa lain akan diterima dengan mudah, orang tua diminta memperhatikan hal ini agar tidak terjadi overlap bahasa yang akan membuat anak bingung, selain itu, mengajarkan lebih dari satu bahasasecara bersamaan dikhawatirkan akan membuat anak justru tidak akan menguasai kedua bahasa tersebut.
Tetapi ahli yang pro pada pengajaran bahasa asing sejak usia dini berpendapat laijn. sejak lama manusia diketahui memiliki du belahan otak. otak kanan lebih menekankan aspek emosi dan rasa. sedang otak kiri menekankan kecerdasan intelektual, analisa dan pemahaman bahasa. masa sebelum otak membelah adalah masa kritis bagi anak untuk menerima pemahaman bahasa.
Para Ahli yang pro meyakini bahwa masa pembelahn terjadi sekitar usia lima tahun, karenanya mengajarkan bahasa baik dilakukan sedini mungkin karena pada masa balita otak anak masih lentur untuk mudah menerima pengajaran bahasa. disamping anak-anak pun masih sangat kritis untuk mudah menangkap pelajaran bahasa secara cepat.
Metode yang tepat dari pro dan kontra dari masalah di atas adalah menurut Eva Septiana barianto Psikolog yang mengasuh bimbingan psikologi di SD Lab Scool Jakarta. mengatakan bahwa keputusan untuk mengajarkan bahasa asing pada anak tergantung pada kebijaksanaan orang tua, meski demikian kata eva, orang tua harus memperhatikan tujuan awal pengajaran, kesiapan dan kecerdasan anak. "Anak yang belajr bahasa karena ambisi orang tuatentunya akan merasa tertekan karena merasa beban terlalu berat. Apalagi kalau kecerdasannya memang rendah", Pengajaran bahasa sebaiknya dilakukan selamiah mungkin, tanpa pemaksaan. cara yang efektif mengajarkan bahasa Asing adalah lewat bermain. terutama untuk anak usia 4 - 6 tahun, satu hal yang tak kalah penting untuk di perhatikan orang tua adalah bagaimana membuat anak happy dan tidak merasa terbebanisaat belajar. dan untuk menghiburnya selaku orang tua harus siap dengan yang namanya hadiah dan pujian untuk memotivasi anak supaya dapat berkembang.
Untuk Guru TK dalam pengajaran bahasa asing hanya terbatas pada kosa kata sehari-hari yang pendek. isalnya It is a cat. It's name is Kitty. anak-anak pasti tahu artinya, ini adalah kucing, namanya Kitty. tetapi mereka belum tahu bentuk kalimat adalah present tense, dengan cat berkedudukan sebagai noun, dan seterusnya. tahap lanjutan seperti grammar, sintaksis dan lain-lainnya baru mungkin diajarkan paada usia SD.
Penyerapan bahsa juga amat terkait dengan kemampuan intelektual anak. menurut Eva, Ada anak-anak berbakat yag memilki kemampuan bahasa lebih dari anak-anak seusianya.
Anak yang mempunyai kemampuan lebih biasanya juga memilki kemampuan intelektual yang baik, karena kemampuan intelektualtidak hanya dilihat dari IQ (intelektual Quotion) namun juga dari sudut EQ (Emotional Quotion).
Anak berkemampuan rendah tetapi tetap dipaksakan belajar bahasa asing berbarengan dengan belajar bahasa ibu biasanya malah akan ngambek dan gugup.
alih-alih mau mengajarkan bahasa asing sang anak malah menjadi sangat tidak komunikatif.
Jadi semua pilihan Kembali pada anda, yang penting pilih cara yang tepat bagi usia dan kemampuan anak.
bagaimana menurut anda sepenting apakah Pengajaran Bahasa Asing Pada Anak Usia dini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan isi komentar disini
KOmentar sobat semua sangat berarti buatku.........